Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrullah, SH., MH., merasa kagum melihat ada Perisai berusia lima ratusan tahun dari Arajang Binuang Mandar. Perisai itu, bernama Puang Dato.
Arung Binuang Mandar, H. Andi Afrasing Lamattulada, SH., MH.,Ph.D., bersama Wakil Raja, Andi Ilham Lamattulada dan Dewan Adat Ulubate, H. Alim Intoyo, dan Dewan Adat Batetangnga, H. Hasan Dalle, serta Dewan Adat Cappa Bate Dara’/Tomakaka Jambu, Drs. Sjahrir Tamsi, M.Pd., “Sowan” kerumah Penjabat Gubernur Sulawesi Barat untuk audiensi dengan Pj. Gubernur, Prof. Dr., Zudan Arif Fakrullah, SH., MH.
Pj. Gubernur didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, Dr. H. Mithhar, S.Pd., M.Pd., Kepala Dinas Pariwisata, Ibu Darma Anshar. Plt. Kepala Badan Kesbangpol, H.A. Muhammad Yusuf, dan Kepala Biro Umum, M. Saleh Rahim menerima tamu dari Paduka Yang Mulia (PYM) Arajang Binuang bersama para Yang Mulia (YM) Perangkat Adatnya dengan penuh hormat dan kekeluargaan di ruang tamu kehormatan Rumah Jabatan Gubernur sebagai kantor sementara.
Arajang Binuang Mandar datang dengan membawa sejumlah dokumen asli Kerajaan berupa Lontara (Silsilah) yang bertuliskan huruf Bugis Makassar, Surat Pengakuan Arajang Binuang Mandar dari Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mulai dari Kepala Desa/Kelurahan, Camat. Bupati. Gubernur hingga Dirjen AHU Kemenkumham RI.
Menariknya ada Benda Pusaka dibawa serta berupa, Perisai “Puang Dato”, berdiameter lebih dari 1 meter dan berusia lima ratusan tahun.
Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Zudan Arif Fakrullah mencoba mengamati Perisai itu, memegang bahkan memeragakan cara penggunaannya untuk melindungi diri dari serangan musuh. Kagum, karena ternyata bahannya terbuat dari kayu yang utuh tanpa sambungan dan alat perekat, termasuk gagangnya yang menyatu dan masih utuh.